Makna
adalah arti atau maksud yang tersimpul dari suatu kata, antara lambang bunyi
dengan acuannya. Makna merupakan bentuk responsi dari stimulus yang di peroleh
pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang di miliki.
Berikut adalah sifat-sifat dan relasi makna yang lazim di bahas oleh sematik :
ambiguitas leksikal, sinonimi, hiponimi, overlap dan antonimi. Ambiguitas
leksikal terjadi tatkala satu kata memiliki lebih dari dua arti. Sinonimi adalah sejumlah kata yang
memiliki makna yang sama. Hiponimi adalah
satu kata yang artinya mencakupi keseluruhan kata lainnya. Overlap adalah fenomena semantis tatkala dua kata atau lebih
bertumpang-tindih fitur sematiknya. Dan Antonim
adalah dua kata yang berlawanan dalam hal artinya.
Dapat dikatakan bahwa
dalam sebuah pertunjukan Sintren mempunyai makna-makna tertentu yang akan di
tawarkan kepada penonton, khususnya mengenai tujuan dari pada manusia hidup di
dunia hingga kembali ke akhirat(tempat keabadian), yakni sebagai berikut :
1. Dalam
pertunjukan sintren, pemain di ikat dan di masukkan ke dalam kurungan hal ini
mengandung pesan dakwah bahwa manusia yang pasti akan masuk ke alam kubur (wafat).
2. Kemudian
pasca pemain itu di masukkan ke dalam kurungan, pemain berubah menajdi wanita
canti, hal ini mengandung pesan dakwah atau sebagai simbol ia telah mendapatkan
rahmat dan ridho ALLAH SWT.
3. Pemain
memakai kaca mata hitam, dan mengandung pesan dakwah bahwa dunia itu penuh
dengan godaan yang menyesatkan sehingga hendak manusia tidak terpedayakan oleh
hal-hal keduniawian belaka.
4. Dilanjutkan
dengan adegan pingsan dan menari-nari, hal ini sebagai lambang kenikmatan yang
tidak terhingga sehingga ia merasa seperti orang yang lupa akan daratan surga.
5. Sintren
mengandung makna hubungan taraqi (permohonan kepada Allah Swt) dan tanazul
(sebagai bentuk turunnya pertolongan Allah Swt).
6. Dilihat
dari simbolik syair yang mengandung pesan dakwah sebagai berikut :
-
Ana raga kadiran sukma (ada raga di isi roh)
-
Klambi putih wadahe raga (sandangan ketika
seseorang meninggal di bungkus dengan kain kafan), dan lain sebagainya.
7. Busana
yang mewah dan mahkota adalah lambang karunia dan kehormatan yang diberikan
oleh ALLAH SWT setelah wafat.
Kesenian
sintren merupakan kesenian yang dapat di tampilkan dan di ajarkan yang
mempunyai makna simbolik tinggi untuk mendidik generasi muda, membentuk
karakter bangsa yang memiliki peradaban tinggi dan relevan dengan perkembangan
jaman sebagai salah satu bentuk dari pencerahan masyarakat.
Dakwah dalam
analisis semiotik akan menjadi penanda (signifier) dakwah dari aspek materialnya
sehingga mampu mengurangi apa yang tersirat dan tersurat dalam penujukan yang
terdomumentasikan lwat foto.
Syair secara bahasa
berasal dari bahasa melayu Syu’ur yang artinya perasaan. Syair lagu merupakan
simbol bahasa yang digunakan komponis dalam mengekspresikan persaan untuk
memudahkan pendengar dalam mencerna senuah karya musik.
·
Syair lagu Tambak pawon
Di
nyanyikan sebelum pertunjukan dimulai. Syair ini di gunakan untuk mengumpulkan
para penonton.
Tambak, tambak pawon
(Bendung,bendung dapur)
Terapnang dandang kuali
(letakkan tungku)
Ari bibi kebal-kebul
(kalau bibi berasap)
Ngenteni wong nonton ngumpul
(menunggu penonton kumpul)
·
Syair lagu turun Sintren
Lagu ini di nyanyikan pada waktu
pertunjukan sintren akan segera di mulai. Di tandai dengan tarian para sinden
menemani dalang Sintren yang akan memainkan pertunjukan Sintren tersebut. Lagu turu
Sintren ini di nyanyikan oleh para nayaga dan sinden. Lagu turun sintren ini di
nyanyikan secara berulang sebanyak tiga kali dalam setiap pementasannya. Berikut
ini syair lagu turun sintren :
Turun-turun sintren, sintrene widadari (turun-turun
sintren, sintrennya bidadari)
Nemu kembang ning ayunan (nemu bunga di
ayunan)
Kembange si.... jaya indra (bunganya
si.... jaya indra)
Widadari temuruna (bidadari turunlah)
Ngeragani putu nira ( merasuki cucu kami)
·
Rame-rame
Di nyanyikan para nayaga dan sinden pada
saat Sitren sedang di ikat oleh pawang sintren dengan tali tambang yang kuat. Sintren
di ikat dan dimasukkan ke dalam tikar. Berikut ini lirik syair lagu rame-rame :
Rame-rame pa wari lais (rame-rame pemain
lais)
Widadari temuruna (bidadari turunlah)
Manuk puter pada muni (burung puter pada
berbunyi)
Perkutut manjing kurungan (perkutut masuk
kurungan)
·
Terap Banda
Beberapa saat setelah sintren menghilang
dari tiker, ternyata sintren sudah pindah tempat ke dalam kurungan. Kurungan di
buka dan sintren menari-nari seiring dengan gerakan tarian para sinden. Dengan di
iringi lagu terap banda, dalang sintren keluar dari sintren dengan tubuh masih
terikat tali, sintren menari dengan gemulai seiring dengan tarian para sinden.
Wari lais terap nang banda nira (wari lasi
pakailah penutup kepalamu)
Wari lais (wari lais)
Dunung
ala dunung (dunung ala dunung)
Sidununge prau giwang (si dunungnya
perahu kandang kuda lumping)
Tiang
lara nangis (orang sakit menangis)
Musik berfungsi
sebagai pengungkapan emosional, baik melalui bunyi yang di hasilakan maupun
oleh penyajiannya. Melalui teknik permainan musik itu sendiri, musik pengiring
sintren secara otomatis akan menimbulkan emosi bagi pemain masuk itu sendiri
maupun orang yang sedang mendengarkan musik itu, adanya musik pengiring ini
maka akan berpengaruh juga bagi para penari sintren,musik akan membangkitkan
emosi atau semangat untuk menari. Adapun alat musik yang di gunakan untuk
mengiringi pertunjukan sintren antara lain sebagai berikut :
1. Buyung,
terbuat dari tanah liat yang alasnya di tutup dengan lembaran karet yang
berfungsi sebagai gendang berjumlah 2 buah.
2. Kendi,
terbuat dari tanah liat yang bersifat sebagai gong.
3. Kecrek,
berfungsi untuk mengatur ritme.
4. Bumbung,
yaitu ruas bambu, ukurankecil sebagai melodi, bumbung(ruas bambu) ukuran agak
besar sebagai tutukan.
Pemain, pemeran kesenian Sintren berjumlah
15 sampai dengan 25 orang, terdiri dari :
1. Dalang sintren,
setiap sintren menunjukkan satu orang dalang atau penari yang di sebut dalang
sintren dan apabila di mainkan oleh seorang perempuan. Namun apabila di
perankan oleh seorang laki-laki di sebut dalang lais atau wari lais,
2. Malim atau pawang,
juru dupan berjumlah satu orang, betugas memimpin pertunjukan dan mengundang
roh dengan mantra dan kemenyan.
3. Bodor atau pelawak,
sebanyak satu orang bertugas sebagai pegiring dalang sintren serta memberikan
pesan-pesan tertentu pada para penonton.
4. Penyanyi dan pesinden,
berjumlah 4 sampai dengan 8 orang wanita/gadis, mereka bertugas menyanyikan
lirik-lirik syair, lagu-lagu sintren.
5. Nayaga,
para nayaga kesenian ini pada umumnya ialah wanita, tapi dapat juga di campur
wanita dan laki-laki. Jumlahnya antara 6 sampai dengan 10 orang, bertugas
menabuh kendang, kemplang, melodi ruas bambu, gong (botol atau kendi) dan lain
sebagainya.
6. Petugas pembantu,
petugas ini berjumlah sebanyak 2 orang, yakni wanita yang bertugas membuka dan
menutup kurungan bambu untuk dalang sintren.
0 komentar:
Posting Komentar