Sejarah
Sekar Pandan
Sanggar seni sekar pandan merupakan
sangar seni yang mengajarkan berbagai kesenian khas Cirebon. Sanggar ini
merupakan sanggar yang didirikan oleh Bapak Elang Heri Komaharadi pada tanggal
05 Mei 1992 di bawah binaan keraton Cirebon sanggar ini sudah berdiri sekitar
27 tahun lamanya yang beralamat di RT 04/RW 02, komplek Kraton Kacirebonan
No.74 Desa Sekar Pandan tepatnya di pasar Jagasatru.
Nama Sekar Pandan memiliki makna ”sekar” yang
artinya bunga dan “Pandan" yang artinya daun pandan artinya, sekar pandan
merupakan bunga pandan yang memiliki harum dapat di simpulkan bahwa Sanggar ini
harus bisa seharum dan sewangi bunga pandan tersebut. Nama sekar pandan juga diambil dari
tokoh pewayangan Puna Kawan yang memiliki karakter rajin, humoris , dan
memiliki kesetiaan yang kuat dari situlah nama sekar pandan tercipta dengan
harapan bahwa sanggar seni sekar pandan dapat seperti karakter pewayangan
“PunaKawan”. Tujuan Sanggar seni ini didirikan ingin mengembangkan dan menggali
potensi kesenian khas Cirebon.
Jenis-jenis
tari
Sanggar
Seni Sekar Pandan banyak mengajarkan berbagai jenis kesenian khas Cirebon yaitu
seni tari yang meliputi seni tari topeng, wayang wong, sintren, lumping,
akrobat, dan kreasi tradisi. seni musik, terdiri dari renteg dan gamelan. Seni
rupa terdiri dari kedok atau topeng dan lukis kaca, serta suara terdiri dari
tembang Cirebon, macepat, pupuh, pantura, tarling, dan gambyung. Adapula topeng
beling, seni debus, topeng barong, dan barongsai. Dan berbagai macam seni khas
Cirebon lainnya.
Pembimbing atau pelatih
Disanggar ini terdapat
pelatih atau guru pembimbing dari masing-masing jenis kesenian yang ada yaitu
Seni tari dengan guru pembimbing 5 orang ,seni rupa dengan guru pembimbing 2
orang ,seni sura 2 orang ,seni musik dengan guru pembimbing 1
orang.Biasanyasanggar ini mengadakan latihan setiap satu minggu dua kali dan
untuk latihan gabungan diadakan setiap hari minggu.
Anggota
atau Murid
Pada zamannya sanggar ini belum banyak minat remaja
namun seiring berjalannya waktu banyak anak-anak remaja yang mau belajar
kesenian khas Cirebon karena memang diwajibkan disekolah-sekolah. Dulu murid
disanggar ini berjumlah 500an namun sekarang hanya ada 200 murid aktif per
periode karena setiap anggota mesti mengikuti ujian kelayakan tari. Kebanyakan
murid dari sanggar seni sekar pandan adalah anak-anak sekolah SMP,SMA bahkan mahasiswa karena sanggar seni sekar
pandan banyak bekerja sama dengan sekolah-sekolah untuk mengembangkan
kesenian-kesenian yang telah diwarikan .
Administrasi
keuangan
Untuk
bisa masuk kesanggar ini harus mendaftar atau mengisi formulir dan biaya
administarasi sebesar Rp10.000.dan untuk biaya yang harus dikeluarkan anggota
setiap 1 minggu 2 kali setiap dua pertemuan sebesar Rp50.000./setiap bulannya
untuk tari topeng ,dan Rp10.000./bulan untuk 1 kali setiap minggu untuk kelas
garap. Dan
untuk biaya kepengurusan sanggar seni sekar pandan lebih kepada sosial yang dihitung
dalam persentase yaitu biaya pengembangan 20%, biaya pemeliharaan 20%, pelatih
atau Pembina 50%, dan administrasi pendaftaran 10%.
Prestasi
Sanggar sekar pandan akan menggelar pemecahan rekor
Original Rekor Indonesia (ORI) dengan menyajikan Rampak Topeng Samba
berkolaborasi dengan Seni Jaran Larad.
Selain itu banyak prestasi yang sudah berhasil diukir oleh sanggar ini,
antara lain juara topeng seJawa Barat, juara seNusantara tahun 2000 dalam acara
Kirab Budaya, terbang ke Korea Selatan tahun 2014 atas permintaan duta seni,
dan tahun 2017 tampil di Yunani, serta banyak lagi keberhasilan sanggar Seni
Sekar Pandan yang sudah diberikan untuk Indonesia, khusunya Cirebon.
Tari
sintren
Sejarah
tari sintren
Sintren atau lais adalah kesenian tradisional
yang tumbuh dan berkembang dikalangan masyarakat biasa. Hal ini tampak jelas
dari kesederhanaan pada alat atau waditra , perlengkapan , busana , syairlagu,
dan tata cara pertunjukanya .
Kesenian sintren , hidup dan berkembang mengikuti arus kemajuan jaman ,
serta dimanfaatkan menurut situasi dan kondisi serta kebutuhan jaman itu
sendiri. Zaman pengaruh Hindu - Budha ,
zaman perkembangan perkembangan Islam , zaman penjajahan , zaman kemerdekaan
dan zaman sekarang ini sangat mewarnai pertunjukan kesenian
sintren.
Pada zaman penyebaran agama Islam berbeda jauh dengan zaman pergerakan
melawan penjajah , pada zaman pergolakan merebut kemerdekaan kesenian, sintren
merupakan salah satu jenis kesenian yang dipergunakan sebagai alat perjuangan
untuk mencapai cita cita . pertunjukanya berisi didikan yang berbentuk sandi
(ungkapan terselubung) , yang tersirat dan tersurat didalam lirik lirik lagu
yang dinyanyikan . kesenian sintren sebagai seni tradisional warisan nenek
moyang , didalamnya terkandung falsafah nilai nilai luhur yang mempunyai makna
yang dalam dan turut memperkaya khasanah budaya bangsa kita.
Sintren berkembang di daerah pesisir, tarian ini
mengandung unsur magic dengan musik berlaras Slendro dan Pelog serta syair lagu
berstruktur pengadegan. Melibatkan pemain sintren, Pawang sintren, nayaga, Juru
kawih rampak. Pemain Sintren Di ikat dengan tali dan di masukkan dalam kurungan setelah
beberapa menit kemudian pemain sintren akan berubah mengenakan kostum tari.
Juga melibatkan penonton yang bila melempar uang kepada sintren maka sintren
akan jatuh pingsan.
1.
Seniman
Dalam tari sintren dilatih oleh 1(satu) orang
dalang/guru yang terdapat beberapa
pelaku yang terdapat dalam pertunjukan sintren yaitu dalang itu sendiri, penari
sintren , pemusik, dan penyair.
Untuk alat musik terdiri dari bumbum basar, gamelan
atau organ tunggal dan untuk busana penari terbagi menjadi 2, yaitu:
busana sebelum melakukan pertunjukan yakni pakaian sehari-hari dan busana saat
menari yakni baju golek, sampur, kain, kacamata, dll yang disediakan oleh
sanggar sekar pandan .
2.
Jenis-jenis pelatihan
Sanggar sekar pandan menerapkan
agenda latihan rutin, yakni seni tari yang terdiri dari 2 kelas yang
dilaksanakan setiap hari pada pukul 15:00 untuk tari topeng khusus hari jumat,
sabtu, dan minggu di jam yang sama untuk tari garapan, seni musik dan suara
serta seni rupa yang terdiri dari seni rupa topeng dan lukis kaca yang berlatih
pada hari minggu pukul 15:00. Dan yang biasanya dipelajari oleh penari sintren adalah : latihan menari, bermusik, bersyair
dan latihan sulap. Dan untuk
pentas diadakan setiap satu bulan sekali sebagai bentuk apresiasi terhadap
seniman sintren dan kegiatan pentas tahuan untuk memperingati hari jadi sanggar
seni sekar pandan.Biasanya untuk benar-benar bisa menari sintren sekitar satu
minggu rutin, tarian sintren sudah banyak dipentaskan di daerah Cirebon bahkan
keluar pulau jawa yaitu lampung.
Penyajian
Sintren
Bentuk
penyajian sintren ini terbagi menjadi tiga, yaitu pra pertunjukan,
dupan, dan sintren. Pada tahap pra pertunjukan,
pengiring mulai memainkan gamelan yang bermaksud untuk memanggil penonton.
Setelah itu, dilanjutkan dengan Dupan, yaitu tahapan dimana pawang meminta doa
untuk keselamatan. Tahap terakhir adalah Sintren yaitu, tahap dimana pawang
membawa calon penari bersama empat dayang lainnya.
Tahapan
untuk menjadi Sintren ini, pertama Pawang memegang kedua tangan calon penari,
lalu diletakkan diatas asap kemenyan, lalu calon penari diikat dengan tali di
seluruh tubuh. Setelah itu, calon penari dimasukan ke dalam sangkar (kurungan)
ayam bersama dengan busana sintren dan perlengkapan makeup.
Selanjutnya, setelah ada tanda (kurungan bergoyang), kurungan dibuka, sintren
sudah lepas dari ikatan tali dan siap menari.
Keunikan
Tari Sintren
Keunikan yang ada pada tarian sintren terdapat
dipertunjukan sulap, pertunjukan sulap merupakan sesuatu yang dipelajari
sehingga pertunjukan sintren lebih menarik, contohnya ketika sintren diikat dan
di masukkan kedalam dikurungan sintren jadi akan berubah kostum dan tampil
lebih cantik, lalu ketika sintren di lemparkan uang oleh penonton sintren
tersebut akan terjatuh dan tidak sadarkan diri merupakan hasil dari kemasan
dalang-dalang sintren yang dikemas lebih menarik sehingga memiliki makna dan
simbol. Makna dan simbol dalam tari sintren salah satunya ketika di lemparkan
uang tidak sadarkan diri, merupakan sebuah simbol bahwa kita sebagai manusia
ketika memiliki harta benda harus menyisihkan harta benda untuk bersedekah dan
berbagi dengan ikhlas.
Banyak simbol dan makna yang disampaikan dalam
tarian sintren, sintren juga merupakan salah satu media dakwah yang digunakan
untuk mengembangkan Islam pada masa Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga yang
memiliki simbol-simbol yang menerangkan tentang keislaman contohnya, kurungan
yang memiliki makna bahwa perjalanan manusia dari awal lahir sampai mengarungi
kehidupan dan puncaknya adalah kejayaan. Pada saat kejayaan inilah biasanya
manusia lupa diri seperti hal nya ketika si sintren yang dilempar uang lalu
terjatuh dan tidak sadarkan diri merupakan gambaran yang jelas bahwa godaan
manusia adalah harta.
Syarat
–syarat penari sintren
Syarat untuk menjadi
seorang penari sintren adalah harus bisa menari,bermain musik dan bisa beryanyi
syair-syair sintren karena setiap adegan pada tari sintren dijelaskan pada
syair-syair tersebut, adapun syarat untuk di simbol dan makna biasanya
persyaratannya seorang penari harus dalam keadaan suci atau gadis yang memiliki
makna bahwa ketika kita melakukan sesuatu harus dengan niat yang bersih, suci
atau baik.
Adapun kendala atau kesulitan yang
biasa di alami seorang penari sintren adalah proses pembelajaran yang lebih
dari satu, seperti belajar menari, bernyanyi, bermusik, dan yang sulit untuk
penari nya yakni belajar sulap. Dalam tari sintren tidak ada penari yang
dimasuki arwah atau biasanya tari sintren identik dengan hal hal mistis hanya
saja itu merupakan sebuah trik-trik sulap yang dikemas oleh dalang sintren
sehinga lebih menarik dan unik dalam pertunjukannya pun tidak ada ritual-ritual
khusus selain berdoa meminta keselamatan .
0 komentar:
Posting Komentar